Baru-baru ini, firma keamanan Checkpoint mengungkap laporan yang menyebutkan ada sekitar 36,5 juta perangkat Android terinfeksi malware bernama Judy.
Mengutip dari laporan yang sama, Senin (29/5/2017), diketahui ada 41 aplikasi buatan pengembang asal Korea bernama Kiniwini yang diterbitkan oleh Enistudio Corp. Aplikasi-aplikasi itu sudah menginfeksi jutaan perangkat Android dan mendulang keuntungan dari klik palsu pada iklan.
Chekcpoint menyebutkan, "Ini merupakan penyebaran malware terbesar
yang pernah terjadi di Google Play Store." Mendapati laporan tersebut,
Google pun langsung menghapus seluruh aplikasi bersangkutan dari Google
Play Store.
Meski begitu, malware berbahaya ini ternyata sudah menyebar dan diunduh pengguna antara 4,5 juta kali hingga 18,5 juta kali. Bahkan, beberapa aplikasi tersebut sudah muncul di Play Store sejak lama dan beberapa kali mendapatkan pembaruan.
Dari 41 aplikasi yang terungkap, ada malware di dalam gim berjudul "Judy" (diambil dari nama malware tersebut). Ketika mengunduh dan menginstal gim ini di ponsel pintar atau tablet, secara otomatis aplikasi tersebut akan mengunduh malware dan datanya dari server non-Google.
Nantinya, informasi pengguna (nomor telepon) yang didaftarkan di dalam gim akan digunakan untuk mengklik iklan Google dan menghasilkan uang bagi pihak yang membuat dan menyebarkan malware tersebut.*
Mengutip dari laporan yang sama, Senin (29/5/2017), diketahui ada 41 aplikasi buatan pengembang asal Korea bernama Kiniwini yang diterbitkan oleh Enistudio Corp. Aplikasi-aplikasi itu sudah menginfeksi jutaan perangkat Android dan mendulang keuntungan dari klik palsu pada iklan.
sumber foto : antaranews.com |
Meski begitu, malware berbahaya ini ternyata sudah menyebar dan diunduh pengguna antara 4,5 juta kali hingga 18,5 juta kali. Bahkan, beberapa aplikasi tersebut sudah muncul di Play Store sejak lama dan beberapa kali mendapatkan pembaruan.
Dari 41 aplikasi yang terungkap, ada malware di dalam gim berjudul "Judy" (diambil dari nama malware tersebut). Ketika mengunduh dan menginstal gim ini di ponsel pintar atau tablet, secara otomatis aplikasi tersebut akan mengunduh malware dan datanya dari server non-Google.
Nantinya, informasi pengguna (nomor telepon) yang didaftarkan di dalam gim akan digunakan untuk mengklik iklan Google dan menghasilkan uang bagi pihak yang membuat dan menyebarkan malware tersebut.*